Pemerintah Kabupaten Bandung menggelar pelatihan intensif bagi seluruh petugas (damkar) pemadam kebakaran sekabupaten bandung. Kegiatan ini berlangsung selama tujuh hari di Pusat Pelatihan Penanggulangan Bencana, Soreang.
Sebanyak 120 petugas dari berbagai kecamatan turut serta dalam pelatihan tersebut. Mereka mengikuti sesi teori, praktik lapangan, serta simulasi penanggulangan kebakaran. Kegiatan ini bertujuan membentuk kesiapsiagaan kolektif dalam menghadapi risiko kebakaran.
Instruktur berasal dari Dinas Pemadam Kebakaran Provinsi Jawa Barat dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Mereka membawakan materi dasar hingga lanjutan. Peserta mempelajari teknik pemadaman, penyelamatan korban, dan penggunaan alat pelindung diri.
Tidak hanya itu, para peserta juga menjalani simulasi kebakaran skala besar. Simulasi dilakukan pada area percontohan dengan berbagai skenario darurat. Setiap peserta wajib menjalankan tugas sesuai peran masing-masing dalam tim.
Kepala Dinas Damkar Kabupaten Bandung, Dadan Hamdani, mengatakan pelatihan ini penting dan strategis. Ia menilai kesiapsiagaan petugas harus terus diasah dan ditingkatkan secara rutin. Apalagi, data menunjukkan peningkatan kejadian kebakaran dalam dua tahun terakhir.
Petugas juga dibekali pelatihan fisik dan mental. Mereka dituntut sigap dalam situasi ekstrem, misalnya dalam kondisi asap tebal dan api menyebar cepat. Untuk itu, daya tahan tubuh dan kemampuan bekerja dalam tekanan menjadi fokus utama pelatihan.
Peserta pelatihan tidak hanya dari kalangan damkar. Warga desa, pelajar, dan mahasiswa juga turut dilibatkan sebagai relawan komunitas siaga api. Kolaborasi antara petugas dan masyarakat menjadi bagian dari skenario latihan.
Tujuan melibatkan warga yaitu meningkatkan respon awal sebelum petugas tiba di lokasi. Karena warga biasanya berada paling dekat dengan titik kejadian. Jika mereka paham prosedur dasar, maka potensi korban jiwa dapat ditekan secara signifikan.
Menjaga Nyala Integritas dalam Tugas Berat
Dalam pelatihan ini, peserta belajar lebih dari sekadar memadamkan api. Mereka juga diajarkan pentingnya komunikasi dan koordinasi tim. Tanpa komunikasi efektif, penanganan kebakaran bisa menjadi kacau dan berbahaya.
Setiap peserta diberikan radio komunikasi untuk latihan koordinasi jarak jauh. Dalam satu skenario, mereka diminta menyelamatkan korban di gedung empat lantai. Koordinasi antara tim evakuasi dan tim pemadam diuji dalam simulasi itu.
Para instruktur menilai pelatihan seperti ini meningkatkan keterampilan teknis secara drastis. Selain itu, mereka mencatat peningkatan sikap disiplin, kepemimpinan, dan pengambilan keputusan cepat. Karena itulah pelatihan harus dilakukan rutin dan menyeluruh.
Namun, tantangan tetap ada. Beberapa wilayah di Kabupaten Bandung belum memiliki pos damkar permanen. Hal ini menyebabkan waktu respon petugas menjadi lebih lama dibanding wilayah kota.
Bupati Bandung, Dadang Supriatna, menyampaikan keprihatinannya saat meninjau pelatihan. Ia menekankan pentingnya distribusi fasilitas dan personel ke wilayah rawan kebakaran. Karena risiko bencana harus dicegah sedini mungkin.
Pemkab berencana menambah lima pos damkar baru tahun depan. Selain itu, mereka akan melengkapi peralatan dan kendaraan operasional yang saat ini masih terbatas. Dukungan anggaran akan ditingkatkan secara bertahap sesuai kebutuhan.
Di sisi lain, masyarakat juga diminta lebih sadar dan tanggap terhadap potensi bahaya kebakaran. Sosialisasi bahaya api, edukasi penggunaan APAR, dan latihan evakuasi perlu dilakukan lebih luas. Maka, pelatihan tidak berhenti pada petugas saja, tetapi menjangkau lingkungan warga.
Dari Asap Menjadi Arah: Menata Ketangguhan Kolektif Damkar Kabupaten Bandung
Pelatihan damkar ini bukan sekadar agenda tahunan biasa. Kegiatan ini menjadi fondasi penting dalam membangun ketangguhan bersama. Dengan latihan yang tepat dan berkala, risiko bencana dapat diminimalkan secara efektif.
Selain memperkuat personel, pelatihan juga menumbuhkan rasa solidaritas. Petugas dari berbagai kecamatan saling berbagi pengalaman dan teknik lapangan. Dari sinilah muncul kekompakan yang menjadi modal utama saat bertugas.
Banyak peserta berharap pelatihan ini bisa dilanjutkan secara berjenjang. Mereka menginginkan materi lanjutan, seperti penanganan bahan kimia berbahaya dan kebakaran industri. Apalagi, Kabupaten Bandung memiliki banyak kawasan padat penduduk dan zona industri.
Dengan komitmen pemerintah, antusiasme petugas, serta dukungan warga, Kabupaten Bandung bisa menjadi contoh kesiapsiagaan daerah. Setiap simulasi, diskusi, dan evaluasi yang dilakukan menjadi bekal berharga bagi masa depan.
Saat masyarakat, pemerintah, dan relawan bergerak bersama, maka ketangguhan bukan hanya wacana. Ia menjadi kenyataan yang siap diandalkan saat sirene bahaya berbunyi. Maka, dari pelatihan ini, kita bisa belajar bahwa kesiapsiagaan adalah hasil kerja keras bersama.
Comments are closed